Kamis, 07 Februari 2013
contoh surat lamaran kerja: 1
contoh surat lamaran kerja: 1: Tangerang,7 Februari 2013 Yth. Direktur Personalia PT TRADING SINAR INDAH Muara Karang, Jakarta Utara Dengan hormat, ...
Jangan bosen liat poto saya ya,,,,,,~!!
tapi lumayan info bloggnya lhoooo....
Puji syukur penulis panjatkan pada kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Kewarganegaraan yang berjudul “Hubungan antara Budaya dengan Perilaku Masyarakat di Jakarta” tepat pada waktunya.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
tapi lumayan info bloggnya lhoooo....
Hubungan antara Budaya dengan
Perilaku Masyarakat di Jakarta
Pada mata kuliah pendidikan kewarganegaraan
Dosen:Dr.H.Suhaya MM.Msc

Di susun oleh :
Asep sudrajat
(2012121779)
Fakultas EKONOMI
Program Akuntansi
Universitas Pamulang
Jl.Surya Kencana No.1 Pamulang Tangerang Selatan
2012-2013
ABSTRAK
Asep sudrajat. 2012121779,“Hubungan
antara Budaya dengan Perilaku Masyarakat di Jakarta”Universitas Pamulang Jl.
Surya Kencana No.1 Pamulang Tangerang
Selatan Banten.
Tujuan
penulisan makalah ini Untuk Mengetahui bahwa Kebudayaan
mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia
terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:
1. Suatu
hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
2. Wadah
untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai
pembimbing dan penghidupan manusia
4. Pembeda
manusia dan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk
tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalampergaulan.
6. Pengatur
agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan
menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai
modal dasar pembangunan.
Metode yang digunakan dalam makalah ini :
3.1 Metode Observasi
Melakukan
penelitian dilingkungan masyarakat sekitar.
3.2 Metode Pustaka
Membaca
beberapa artikel dari berbagai sumber yang berkaitan dengan judul yang dipilih.
Hasil
menunjukkan adanya hubungan antara budaya dengan perilaku masyarakat di
Jakarta.
Kesimpulan
bahwa manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan akan terus berhadapan
dengan problematika kebudayaan. Salah satu yang harus diperhatikan yaitu
bagaimana kita menyikapi perubahan dan perkembangan kebudayaan. Kebudayaan akan
terus mengalami perubahan selama manusia hidup dimuka bumi ini karena
kebudayaan bersifat dinamis. Dan yang terpenting dari itu semua adalah
bagaimana kita menyikapi dan memilah-milah kebudayaan asing yang masuk dan mengintervensi
kebudayaan asli yang kita miliki.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Kewarganegaraan yang berjudul “Hubungan antara Budaya dengan Perilaku Masyarakat di Jakarta” tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis selesaikan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak
retak “, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Tangerang, 1 Januari 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
ABSTRAK..........................................................................................................
i
KATA
PENGANTAR........................................................................................
ii
DAFTAR
ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................
1
B. Identifikasi Masalah..........................................................................
3
C. Pembatasan Masalah..........................................................................
3
.... D. Rumusan Masalah.............................................................................
4
E. Tujuan Penulisan................................................................................
4
F. Manfaat Penulisan..............................................................................
5
G. Hipotesis............................................................................................
6
BAB
II KAJIAN TEORI
A. Pengertian
Budaya.............................................................................
7
a. Kebudayaan.................................................................................
8
b. Unsur-unsur
Kebudayaan............................................................
9
B. Pengertian
Perilaku............................................................................
10
1. Perilaku
Tertutup (Convert Behavior).........................................
11
2. Perilaku
Terbuka (Overt Behavior)..............................................
11
BAB
III METODE PENULISAN
3.1 Metode
Observasi...........................................................................
13
3.2 Metode
Pustaka.............................................................................. 13
BAB
IV PEMBAHASAN
A.
Hubungan antara Budaya dan Perilaku Masyarakat di Jakarta....... 14
B.
Manusia sebagai Pencipta dan Pengguna Kebudayaan................... 15
C. Proses
dan Perkembangan Kebudayaan di Jakarta.......................... 16
D. Perubahan
Kebudayaan di Jakarta................................................... 18
E. Dampak
Budaya Asing terhadap Perilaku Masyarakat di Jakarta... 18
F. Langkah
Antisipasi Dampak Negatif Budaya Asing.......................
20
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................................... 22
B. Saran............................................................................................... 22
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan
social. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola
pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola
piker masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari
yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka,
kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat
dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter
masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi
budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang
terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia),
Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya.
Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan
kesenjangan social. Memang banyak factor yang menyebabkan terjadinya berbagai
konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan
social, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu konflik.
Berbicara budaya adalah berbicara pada ranah sosial dan
sekaligus ranah individual. Pada ranah sosial karena budaya lahir ketika
manusia bertemu dengan manusia lainnya dan membangun kehidupan bersama yang
lebih dari sekedar pertemuan-pertemuan insidental. Dari kehidupan bersama
tersebut diadakanlah aturan-aturan, nilai-nilai kebiasaan-kebiasaan hingga
kadang sampai pada kepercayaan-kepercayaan transedental yang semuanya
berpengaruh sekaligus menjadi kerangka perilaku dari individu-individu yang
masuk dalam kehidupan bersama. Semua tata nilai, perilaku, dan kepercayaan yang
dimiliki sekelompok individu itulah yang disebut budaya.
Pada ranah individual adalah budaya diawali ketika
individu-individu bertemu untuk membangun kehidupan bersama dimana individu-individu
tersebut memiliki keunikan masing-masing dan saling memberi pengaruh. Ketika
budaya sudah terbentuk, setiap individu merupakan agen-agen budaya yang memberi
keunikan, membawa perubahan, sekaligus penyebar. Individu-individu membawa
budayanya pada setiap tempat dan situasi kehidupannya sekaligus mengamati dan
belajar budaya lain dari individu-individu lain yang berinteraksi dengannya.
Dari sini terlihat bahwa budaya sangat mempengaruhi perilaku individu.
Budaya telah menjadi perluasan topik ilmu psikologi di mana
mekanisme berpikir dan bertindak pada suatu masyarakat kemudian dipelajari dan
diperbandingkan terhadap masyarakat lainnya. Psikologi budaya mencoba
mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia.
Di dalam kajiannya, terdapat pula paparan mengenai
kepribadian individu yang dipandang sebagai hasil bentukan sistem sosial yang
di dalamnya tercakup budaya. Adapun kajian lintas budaya merupakan pendekatan
yang digunakan oleh ilmuan sosial dalam mengevaluasi budaya-budaya yang berbeda
dalam dimensi tertentu dari kebudayaan.
B. Identifikasi Masalah
1.1 Masyarakat Jakarta sudah terpengaruh
budaya asing.
1.2 Kurangnya kesadaran masyarakat
Jakarta terhadap kebudayaan sendiri.
1.3 Masuknya kebudayaan luar yang
menyebabkan hilangnya kebudayaan sendiri.
C. Pembatasan Masalah
Ditinjau
dari identifikasi dan latar belakang diatas, maka dibuatkan
batasan masalah:
Masalah yang diangkat dalam makalah ini terlalu luas jika
diteliti secara menyeluruh,maka dari itu agar masalah tidak melebar kemana-mana
penulis hanya meneliti hubungan antara budaya dengan perilaku masyarakat di
Jakarta saja. Hal ini dikarenakan kota Jakarta merupakan ibukota
Negara,sehingga budaya asing lebih mudah masuk ke kota metropolitan seperti
Jakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi, latar belakang dan batasan masalah
diatas, maka dapat dirumuskan:
1.1 “Apa hubungan antara Budaya dan
Perilaku ?”
1.2 “Apakah dampakmasuknya budaya asing
terhadap perilaku masyarakat Jakarta?”
1.3 “Bagaimana cara meningkatkan
kesadaraan masyarakat terhadap kebudayaan Jakarta?”
E. Tujuan Penulisan
Untuk Mengetahui bahwa Kebudayaan mempunyai kegunaan yang
sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang
mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga
kebudayaan memiliki peran sebagai :
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia
atau kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan
perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan
penghidupan manusia.
4. Pembeda manusia dan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana
manusia harus bertindak dan
berprilaku
didalam pergaulan.
6. Pengatur agar manusia dapat mengerti
bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan
dengan orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.
F. Manfaat Penulisan
1) Mengenal perilaku lebih dalam
dirinya sendiri maupun orang lain yang sebelumnya lebih dikenal luarnya saja.
2) Sebagai bekal penting untuk
pergaulan hidup.
3) Perlu bersikap luwes dalam pergaulan
setelah mendalami jiwa dan perasaan manusia serta mau tahu perilaku manusia.
4) Tanggap terhadap hasil budaya
manusia secara lebih mendalam sehingga lebih peka terhadap masalah-masalah
pemikiran perasaan serta perilaku manusia dan ketentuan yang diciptakannya.
5) Mampu menghargai budaya yang ada di
sekitarnya dan ikut mengembangkan budaya bangsa serta melestarikan budaya nenek
moyang leluhur kita yang luhur nilainya.
6) Sebagai calon pemimpin bangsa serta
ahli dalam disiplin ilmu tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan
kekotaan sebagai disiplin ilmu yang kaku.
7) Dapat menciptakan sifat kebudayaan
yang universal dan dinamis
8) Dapat mengenal lebih dalam tentang
budaya yang terdapat di Negara yang kita cintai dengan melihat dari kesenian,
bermacam-macam suku, adat istiadat, bahasa, budaya daerah dan budaya nasional.
9) Mampu menciptakan hubungan yang
harmonis antar manusia dan kelompok.
G. Hipotesis
Dalam penulisan makalah ini maka dapat diambil dugaan
sementara yang menunjukkan adanya hubungan antara budaya terhadap perilaku
masyarakat. Dimana perilaku masyarakat di Jakarta mudah terpengaruh oleh budaya
asing yang mengakibatkan hilangnya kebudayaan sendiri. Namun setelah diteliti
kebudayaan asing tersebut dapat membawa dampak positif maupun negatif terhadap
masyarakat.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang
yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
Beberapa alasan mengapa orang
mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat
dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang
dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya
sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda
dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika,
"keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan
kolektif" di Cina. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali
anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan
dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
a. Kebudayaan
Pengertian Kebudayaan:
Pengertian Kebudayaan:
Menurut Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa kebudayaan adalah “segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh budaya yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri”.
Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Menurut Melville J. Herskovits (2002 : 10) kebudayaan adalah
“sebagai sesuatu yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi yang lain,
yang kemudian disebut sebagai superorganik”.(1)
Menurut Andreas Eppink (1996 : 15) kebudayaan
adalah “mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi
ciri khas suatu masyarakat”.(2)
Menurut Edward Burnett Tylor (1995 :
210) kebudayaan merupakan “keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat”.(3)
b. Unsur- unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai
komponen atau unsurkebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan
kebudayaan memiliki empat unsur pokok :
a) alat-alat teknologi
b) sistem ekonomi
c) keluarga
d) kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada
empat unsur pokok yang meliputi :
a) sistem norma sosial yang
memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri
dengan alam sekelilingnya
b) organisasi ekonomi
c) alat-alat dan lembaga-lembaga atau
petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
d) organisasi kekuatan (politik)
Berdasarkan wujudnya, kebudayaan dapat digolongkan atas dua
komponen utama:
a. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat
yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah
temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah
liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup
barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian,
gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
b. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang
diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat,
dan lagu atau tarian tradisional.
B. Pengertian Perilaku
Perilaku
adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.
Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah “semua
kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak
dapat diamati oleh pihak luar” (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan “respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar”. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan “respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar”. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
Dilihat
dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi
dua (Notoatmodjo, 2003) :
1. Perilaku tertutup (convert
behavior)
Perilaku
tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung
atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih
terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang
terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati
secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon
terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang
dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
Menurut
Lowrence Green, perilaku ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor :
1. Faktor predisposisi ( predis posing
factors )yang terwujud dalam pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan, nilai –
nilai dan sebagainya.
2. Faktor pendukung ( enabling factors
) yang terwujud dalam linkungan fisik, tersedia atau tidak tersedia sarana.
3. Faktor pendorong ( reinforcement
factors ) yang terwujud dalam sikap dan perilaku, kebijakan dan lain – lain.
Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan adalah hasil dari seseorang setelah orang
tersebut melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu dan pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang.
BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Metode
Observasi
Melakukan
penelitian dilingkungan masyarakat sekitar.
3.2 Metode
Pustaka
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hubungan Antara Budaya dan PerilakuMasyarakat
di Jakarta
Antara
manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan
kebudayaan.
Hampir
semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya
naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian
prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan
dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses
internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
Selanjutnya hubungan antara manusia
dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap
kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu
sebagai:
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulatorkebudayaan
4) penciptakebudayaan.
Pembentukan kebudayaan dikarenakan
manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian.
Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi
kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.
Hal yang dilakukan oleh manusia
inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan
masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu
sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
B. Manusia
Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan
Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi
antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan
oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di
muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini.
Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan,
emosi, kemauan, fantasi dan perilaku.
Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka
manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan
kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah
produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang
menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi
manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan
utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan
memiliki peran sebagai:
1. Suatu hubungan pedoman antarmanusia
atau kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan
perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan
penghidupan manusia.
4. Pembeda manusia dan binatang
a) Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana
manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.
b) Pengatur agar manusia dapat mengerti
bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika
berhubungan dengan orang lain.
c) Sebagai modal dasar pembangunan.
C. Proses dan
Perkembangan Kebudayaan di Jakarta
Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh
karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan
perkembangan manusia itu. Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan
manusia itu sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan
terhindar dari pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya
kontak-kontak antar kelompok atau melaui proses difusi. Suatu kelompok sosial
akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan tersebut berguna
untuk mengatasi atau memenuhi tuntunan yang dihadapinya.
Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh
faktor-faktor lingkungan fisik. Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan
sejenisnya. Dari waktu ke waktu, kebudayaan berkembang seiring dengan majunya
teknologi (dalamhal ini adalah sistem telekomunikasi) yang sangat berperan dalam
kehiduapan setiap manusia.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan
disegala bidang, termasuk dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang
dianut suatu kelompok sosial akan bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok sosial
bisa saja menginginkan adanya perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut,
dengan alasan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman yang mereka hadapi saat ini.
Namun, perubahan kebudayaan ini kadang kala disalah artikan menjadi suatu
penyimpangan kebudayaan.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan
adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler (yang
tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan.
Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sengat
bertolak belakang dengan budaya yang dianut didalam kelompok sosial yang ada di
masyarakat.
Sekali lagi yang diperlukan adalah kontrol / kendali sosial
yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah mana kebudayaan yang sesuai
dan mana yang tidak sesuai.
D. Perubahan
Kebudayaan di Jakarta
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan di
Jakarta mengalami perkembangan (dinamis) sesuai dengan perkembangan manusia itu
sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan di Jakarta yang bersifat statis.
Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Adalima penyebab terjadi
perubahan kebudayaan yaitu:
1) Perubahan lingkungan alam
2) Perubahan yang disebabkan adanya
kontak dengan kelompok lain
3) Perubahan karena adanya penemuan
(discovery)
4) Perubahan yang terjadi karena suatu
masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang
telah dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain.
5) Perubahan yang terjadi karena suatu
bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsisuatu pengetahuan atau
kepercayaan baru atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya
tentang realitas.
E. Dampak
budaya asing terhadap perilaku masyarakat di Jakarta
Kebudayaan asing masuk
ke Jakarta memang tidak dapat dibendung lagi karena dampak dari globalisasi
dunia. Namun, hal ini tidak serta merta masuk ke dalam masyarakat tanpa ada
saringan atau filter karena tidak semua kebudayaan asing memiliki dampak
positif terhadap kehidupan masyarakat.
Adapun dampak positif
masuknya budaya asing terhadap masyarakat di Jakarta diantaranya sebagai
berikut:
a)
dapat mempelajari kebiasaan,
pola pikir dan perilaku bangsa-bangsa maju sehingga mampu mendorong kita untuk
lebih baik lagi dan maju seperti mereka.
b)
adanya kemudahan untuk
memperlihatkan dan memperkenalkan kebudayaan negeri kita sendiri ke luar negeri
c)
terjadinya akulturasi budaya yang
mungkin bisa menciptakan kebudayaan baru yang unik.
Selain dampak positif, masuknya budaya asing dapat
berdampak negatif terhadap masyarakat apabila tidak disaring.
Dampak negatif masuknya budaya asing diantaranya:
a)
masuknya budaya asing yang
lebih mudah diserap dan ditiru oleh masyarakat baik tua maupun muda, namun
biasanya perilaku buruk yang ditiru.
b)
adanya globalisasi bisa
memungkinkan hilangnya suatu kebudayaan karena adanya campuran antara
kebudayaan lokal dengan kebudayaan luar, bisa juga karena memang tidak ada
generasi penerus yang melestarikan budaya tersebut.
c)
mudah terpengaruh oleh budaya
luar. Generasi muda lupa akan identitasnya sebagai bangsa Indonesia karena
perilakunya banyak meniru budaya luar.
d)
menumbuhkan sifat dan sikap
individualisme, tidak adanya rasa kepedulian terhadap orang lain. Padahal
bangsa indonesia dulu terkenal dengan gotong royong.
F.
Langkah Antisipasi Dampak Negatif Budaya
Asing
Mengatasi dampak pengaruh budaya asing dibutuhkan dukungan
pemerintah, tokoh masyarakat serta masyarakat Indonesia untuk mengendalikan
kondisi moral agar tetap berada pada nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Pemerintah diharapkan melakukan konsepsi penanggulangan dampak
negative globalisasi pada nilai-nilai budaya bangsa. Direalisasikan dalam
kebijakan, strategi dan usaha yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Masyarakat pun dapat berperan serta dalam mengendalikan arus
globalisasi ini. Diantaranya dengan langkah-langkah berikut :
1)
Menumbuhkan semangat
nasionalisme yang tangguh, seperti semangat mencintai produk dalam negeri.
2)
Menanamkan dan mengamalkan
nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3)
Menanamkan dan melaksanakan
ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4)
Mewujudkan supremasi hukum,
menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil-
adilnya.
5)
Selektif terhadap pengaruh
globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat kami
simpulkan bahwa manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan akan terus
berhadapan dengan problematika kebudayaan. Salah satu yang harus diperhatikan
yaitu bagaimana kita menyikapi perubahan dan perkembangan kebudayaan.
Kebudayaan akan terus mengalami perubahan selama manusia hidup dimuka bumi ini
karena kebudayaan bersifat dinamis. Dan yang terpenting dari itu semua adalah
bagaimana kita menyikapi dan memilah milah kebudayaan asing yang masuk dan
mengintervensi kebudayaan asli yang kita kita miliki.
B. SARAN
Sebagaimana yang telah kita ketahui
bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) sesuai dengan perkembangan
manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang bersifat statis.
Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Oleh karena itu sebagai
manusia dan masyarakat sudah kewajiban kita melestarikan dan menjaga
kelestarian budaya tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Epink,
Andreas “Nilai-nilai yang Terkandung dalam Kebudayaan” Jakarta: Yayasan
OborIndonesia, 1996.
Herskovits,
Melville J. Bronislaw Malinowski ” Unsur-unsur Pokok Kebudayaan”
Jakarta:PT. Gelora Aksara Pratama, 2002
dan.html?m=1
Tylor, Edward Burnett “Manajemen
Perilaku Kebudayaan : Pendayagunaan Sumber DayaManusia. Terjemahan Agus
Dharma”, Jakarta: PT. Erlangga,1995
Langganan:
Komentar (Atom)