Kamis, 07 Februari 2013

Jangan bosen liat poto saya ya,,,,,,~!!

tapi lumayan info bloggnya lhoooo....











Hubungan antara Budaya dengan Perilaku Masyarakat di Jakarta

Pada mata kuliah pendidikan kewarganegaraan
Dosen:Dr.H.Suhaya MM.Msc


Di susun oleh :
Asep sudrajat  (2012121779)         

Fakultas EKONOMI
Program Akuntansi
Universitas Pamulang
Jl.Surya Kencana No.1 Pamulang Tangerang Selatan
                                                                   2012-2013
ABSTRAK
Asep sudrajat. 2012121779,“Hubungan antara Budaya dengan Perilaku Masyarakat di Jakarta”Universitas Pamulang Jl. Surya Kencana No.1 Pamulang  Tangerang Selatan Banten.
            Tujuan penulisan makalah ini Untuk Mengetahui bahwa Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:
1.      Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
2.      Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3.      Sebagai pembimbing dan penghidupan manusia
4.      Pembeda manusia dan binatang.
5.      Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalampergaulan.
6.      Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7.      Sebagai modal dasar pembangunan.

Metode yang digunakan dalam makalah ini :

3.1 Metode Observasi
Melakukan penelitian dilingkungan masyarakat sekitar.
3.2 Metode Pustaka
Membaca beberapa artikel dari berbagai sumber yang berkaitan dengan judul yang dipilih.
Hasil menunjukkan adanya hubungan antara budaya dengan perilaku masyarakat di Jakarta.
Kesimpulan bahwa manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan akan terus berhadapan dengan problematika kebudayaan. Salah satu yang harus diperhatikan yaitu bagaimana kita menyikapi perubahan dan perkembangan kebudayaan. Kebudayaan akan terus mengalami perubahan selama manusia hidup dimuka bumi ini karena kebudayaan bersifat dinamis. Dan yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana kita menyikapi dan memilah-milah kebudayaan asing yang masuk dan mengintervensi kebudayaan       asli       yang    kita      miliki.
KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan pada kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Kewarganegaraan yang berjudul “Hubungan antara Budaya dengan Perilaku Masyarakat di Jakarta” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

            Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Tangerang, 1 Januari 2013

Penulis






DAFTAR ISI

ABSTRAK.......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................  iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.......................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah.......................................................................... 3
.... D. Rumusan Masalah............................................................................. 4
E. Tujuan Penulisan................................................................................ 4
F. Manfaat Penulisan.............................................................................. 5
G. Hipotesis............................................................................................ 6

BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Budaya............................................................................. 7
a.       Kebudayaan................................................................................. 8
b.      Unsur-unsur Kebudayaan............................................................ 9
B.  Pengertian Perilaku............................................................................ 10
1.      Perilaku Tertutup (Convert Behavior)......................................... 11
2.      Perilaku Terbuka (Overt Behavior).............................................. 11

BAB III METODE PENULISAN
3.1  Metode Observasi........................................................................... 13
3.2  Metode Pustaka.............................................................................. 13
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hubungan antara Budaya dan Perilaku Masyarakat di Jakarta....... 14
B. Manusia sebagai Pencipta dan Pengguna Kebudayaan................... 15
C.  Proses dan Perkembangan Kebudayaan di Jakarta.......................... 16
D. Perubahan Kebudayaan di Jakarta................................................... 18
E.  Dampak Budaya Asing terhadap Perilaku Masyarakat di Jakarta... 18
F.   Langkah Antisipasi Dampak Negatif Budaya Asing....................... 20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan..................................................................................... 22
B.     Saran............................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 23










BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola piker masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.

Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan social. Memang banyak factor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu konflik.

Berbicara budaya adalah berbicara pada ranah sosial dan sekaligus ranah individual. Pada ranah sosial karena budaya lahir ketika manusia bertemu dengan manusia lainnya dan membangun kehidupan bersama yang lebih dari sekedar pertemuan-pertemuan insidental. Dari kehidupan bersama tersebut diadakanlah aturan-aturan, nilai-nilai kebiasaan-kebiasaan hingga kadang sampai pada kepercayaan-kepercayaan transedental yang semuanya berpengaruh sekaligus menjadi kerangka perilaku dari individu-individu yang masuk dalam kehidupan bersama. Semua tata nilai, perilaku, dan kepercayaan yang dimiliki sekelompok individu itulah yang disebut budaya.

Pada ranah individual adalah budaya diawali ketika individu-individu bertemu untuk membangun kehidupan bersama dimana individu-individu tersebut memiliki keunikan masing-masing dan saling memberi pengaruh. Ketika budaya sudah terbentuk, setiap individu merupakan agen-agen budaya yang memberi keunikan, membawa perubahan, sekaligus penyebar. Individu-individu membawa budayanya pada setiap tempat dan situasi kehidupannya sekaligus mengamati dan belajar budaya lain dari individu-individu lain yang berinteraksi dengannya. Dari sini terlihat bahwa budaya sangat mempengaruhi perilaku individu.
Budaya telah menjadi perluasan topik ilmu psikologi di mana mekanisme berpikir dan bertindak pada suatu masyarakat kemudian dipelajari dan diperbandingkan terhadap masyarakat lainnya. Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia.
Di dalam kajiannya, terdapat pula paparan mengenai kepribadian individu yang dipandang sebagai hasil bentukan sistem sosial yang di dalamnya tercakup budaya. Adapun kajian lintas budaya merupakan pendekatan yang digunakan oleh ilmuan sosial dalam mengevaluasi budaya-budaya yang berbeda dalam dimensi tertentu dari kebudayaan.

B.     Identifikasi Masalah
1.1  Masyarakat Jakarta sudah terpengaruh budaya asing.
1.2  Kurangnya kesadaran masyarakat Jakarta terhadap kebudayaan sendiri.
1.3  Masuknya kebudayaan luar yang menyebabkan hilangnya kebudayaan sendiri.

C.     Pembatasan Masalah
Ditinjau dari identifikasi dan latar belakang diatas, maka dibuatkan
batasan masalah:
Masalah yang diangkat dalam makalah ini terlalu luas jika diteliti secara menyeluruh,maka dari itu agar masalah tidak melebar kemana-mana penulis hanya meneliti hubungan antara budaya dengan perilaku masyarakat di Jakarta saja. Hal ini dikarenakan kota Jakarta merupakan ibukota Negara,sehingga budaya asing lebih mudah masuk ke kota metropolitan seperti Jakarta.


D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi, latar belakang dan batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan:
1.1  “Apa hubungan antara Budaya dan Perilaku ?”
1.2  “Apakah dampakmasuknya budaya asing terhadap perilaku masyarakat Jakarta?”
1.3  “Bagaimana cara meningkatkan kesadaraan masyarakat terhadap kebudayaan Jakarta?”

E.     Tujuan Penulisan
Untuk Mengetahui bahwa Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai :



1.      Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya.
2.      Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3.      Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4.      Pembeda manusia dan binatang.
5.      Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan
berprilaku didalam pergaulan.
6.      Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7.      Sebagai modal dasar pembangunan.

F.      Manfaat Penulisan
1)      Mengenal perilaku lebih dalam dirinya sendiri maupun orang lain yang sebelumnya lebih dikenal luarnya saja.
2)      Sebagai bekal penting untuk pergaulan hidup.
3)      Perlu bersikap luwes dalam pergaulan setelah mendalami jiwa dan perasaan manusia serta mau tahu perilaku manusia.
4)      Tanggap terhadap hasil budaya manusia secara lebih mendalam sehingga lebih peka terhadap masalah-masalah pemikiran perasaan serta perilaku manusia dan ketentuan yang diciptakannya.
5)      Mampu menghargai budaya yang ada di sekitarnya dan ikut mengembangkan budaya bangsa serta melestarikan budaya nenek moyang leluhur kita yang luhur nilainya.
6)      Sebagai calon pemimpin bangsa serta ahli dalam disiplin ilmu tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan kekotaan sebagai disiplin ilmu yang kaku.
7)      Dapat menciptakan sifat kebudayaan yang universal dan dinamis
8)      Dapat mengenal lebih dalam tentang budaya yang terdapat di Negara yang kita cintai dengan melihat dari kesenian, bermacam-macam suku, adat istiadat, bahasa, budaya daerah dan budaya nasional.
9)      Mampu menciptakan hubungan yang harmonis antar manusia dan kelompok.
G.    Hipotesis
Dalam penulisan makalah ini maka dapat diambil dugaan sementara yang menunjukkan adanya hubungan antara budaya terhadap perilaku masyarakat. Dimana perilaku masyarakat di Jakarta mudah terpengaruh oleh budaya asing yang mengakibatkan hilangnya kebudayaan sendiri. Namun setelah diteliti kebudayaan asing tersebut dapat membawa dampak positif maupun negatif terhadap masyarakat.


BAB II

KAJIAN TEORI
A.    Pengertian Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

a.       Kebudayaan
Pengertian Kebudayaan:
Menurut Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa kebudayaan adalah “segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh budaya yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri”. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Menurut Melville J. Herskovits (2002 : 10) kebudayaan adalah “sebagai sesuatu yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganik”.(1)
Menurut Andreas Eppink (1996 : 15) kebudayaan adalah “mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat”.(2)
Menurut Edward Burnett Tylor (1995 : 210) kebudayaan merupakan “keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat”.(3)

b.      Unsur- unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsurkebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1.      Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki empat unsur pokok :
a)      alat-alat teknologi
b)      sistem ekonomi
c)      keluarga
d)     kekuasaan politik
2.      Bronislaw Malinowski mengatakan ada empat unsur pokok yang meliputi :
a)      sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
b)      organisasi ekonomi
c)      alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
d)     organisasi kekuatan (politik)

Berdasarkan wujudnya, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
a.       Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

b.      Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

B.     Pengertian Perilaku
            Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.
            Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah “semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar” (Notoatmodjo, 2003).

            Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan “respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar”. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

            Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

1. Perilaku tertutup (convert behavior)
              Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
              Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

              Menurut Lowrence Green, perilaku ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor :
1.   Faktor predisposisi ( predis posing factors )yang terwujud dalam pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan sebagainya.
2.   Faktor pendukung ( enabling factors ) yang terwujud dalam linkungan fisik, tersedia atau tidak tersedia sarana.
3.   Faktor pendorong ( reinforcement factors ) yang terwujud dalam sikap dan perilaku, kebijakan dan lain – lain.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah hasil dari seseorang setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu dan pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang.




BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Metode Observasi
Melakukan penelitian dilingkungan masyarakat sekitar.
3.2 Metode Pustaka
Membaca beberapa artikel dari berbagai sumber yang berkaitan dengan judul yang dipilih.









BAB IV

PEMBAHASAN

A.    Hubungan Antara Budaya dan PerilakuMasyarakat di Jakarta
              Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.
   Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:
1)      penganut kebudayaan,
2)      pembawa kebudayaan,
3)      manipulatorkebudayaan
4)      penciptakebudayaan.
Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.
Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
B.     Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan
Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku.
Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya.

Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:
1.      Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya.
2.      Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3.      Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4.      Pembeda manusia dan binatang
a)      Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.
b)      Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
c)      Sebagai modal dasar pembangunan.

C.     Proses dan Perkembangan Kebudayaan di Jakarta
Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu. Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia itu sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar kelompok atau melaui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntunan yang dihadapinya.
Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik. Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Dari waktu ke waktu, kebudayaan berkembang seiring dengan majunya teknologi (dalamhal ini adalah sistem telekomunikasi) yang sangat berperan dalam kehiduapan setiap manusia.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang, termasuk dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok sosial bisa saja menginginkan adanya perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman yang mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini kadang kala disalah artikan menjadi suatu penyimpangan kebudayaan.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan.
Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sengat bertolak belakang dengan budaya yang dianut didalam kelompok sosial yang ada di masyarakat.
Sekali lagi yang diperlukan adalah kontrol / kendali sosial yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.



D.    Perubahan Kebudayaan di Jakarta
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan di Jakarta mengalami perkembangan (dinamis) sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan di Jakarta yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Adalima penyebab terjadi perubahan kebudayaan yaitu:
1)      Perubahan lingkungan alam
2)      Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan kelompok lain
3)      Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
4)      Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain.
5)      Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsisuatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.

E.     Dampak budaya asing terhadap perilaku masyarakat di Jakarta
Kebudayaan asing masuk ke Jakarta memang tidak dapat dibendung lagi karena dampak dari globalisasi dunia. Namun, hal ini tidak serta merta masuk ke dalam masyarakat tanpa ada saringan atau filter karena tidak semua kebudayaan asing memiliki dampak positif terhadap kehidupan masyarakat.

Adapun dampak positif masuknya budaya asing terhadap masyarakat di Jakarta diantaranya sebagai berikut:
a)      dapat mempelajari kebiasaan, pola pikir dan perilaku bangsa-bangsa maju sehingga mampu mendorong kita untuk lebih baik lagi dan maju seperti mereka.
b)      adanya kemudahan untuk memperlihatkan dan memperkenalkan kebudayaan negeri kita sendiri ke luar negeri
c)      terjadinya akulturasi budaya yang mungkin bisa menciptakan kebudayaan baru yang unik.
Selain dampak positif, masuknya budaya asing dapat berdampak negatif terhadap masyarakat apabila tidak disaring.
Dampak negatif masuknya budaya asing diantaranya:
a)      masuknya budaya asing yang lebih mudah diserap dan ditiru oleh masyarakat baik tua maupun muda, namun biasanya perilaku buruk yang ditiru.
b)      adanya globalisasi bisa memungkinkan hilangnya suatu kebudayaan karena adanya campuran antara kebudayaan lokal dengan kebudayaan luar, bisa juga karena memang tidak ada generasi penerus yang melestarikan budaya tersebut.
c)      mudah terpengaruh oleh budaya luar. Generasi muda lupa akan identitasnya sebagai bangsa Indonesia karena perilakunya banyak meniru budaya luar.
d)     menumbuhkan sifat dan sikap individualisme, tidak adanya rasa kepedulian terhadap orang lain. Padahal bangsa indonesia dulu terkenal dengan gotong royong.
F.      Langkah Antisipasi Dampak Negatif Budaya Asing
Mengatasi dampak pengaruh budaya asing dibutuhkan dukungan pemerintah, tokoh masyarakat serta masyarakat Indonesia untuk mengendalikan kondisi moral agar tetap berada pada nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Pemerintah diharapkan melakukan konsepsi penanggulangan dampak negative globalisasi pada nilai-nilai budaya bangsa. Direalisasikan dalam kebijakan, strategi dan usaha yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Masyarakat pun dapat berperan serta dalam mengendalikan arus globalisasi ini. Diantaranya dengan langkah-langkah berikut :
1)      Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, seperti semangat mencintai produk dalam negeri.
2)      Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3)      Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4)      Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5)      Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.













BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan akan terus berhadapan dengan problematika kebudayaan. Salah satu yang harus diperhatikan yaitu bagaimana kita menyikapi perubahan dan perkembangan kebudayaan. Kebudayaan akan terus mengalami perubahan selama manusia hidup dimuka bumi ini karena kebudayaan bersifat dinamis. Dan yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana kita menyikapi dan memilah milah kebudayaan asing yang masuk dan mengintervensi kebudayaan asli yang kita kita miliki.

B.     SARAN
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Oleh karena itu sebagai manusia dan masyarakat sudah kewajiban kita melestarikan dan menjaga kelestarian budaya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Epink, Andreas “Nilai-nilai yang Terkandung dalam Kebudayaan”  Jakarta: Yayasan
OborIndonesia, 1996.
Herskovits, Melville J. Bronislaw Malinowski ” Unsur-unsur Pokok Kebudayaan”
Jakarta:PT. Gelora Aksara Pratama, 2002
dan.html?m=1
Tylor, Edward Burnett “Manajemen Perilaku Kebudayaan : Pendayagunaan Sumber DayaManusia. Terjemahan Agus Dharma”, Jakarta: PT. Erlangga,1995



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar